"Lakukan sesuatu sekecil apapun demi kebaikan, daripada berdiam diri dan menyalahkan orang lain"
kata-kata dari penutup acara Kick Andy malam inilah yang tiba-tiba bikin gw terinspirasi buat bikin postingan ini.....
ya..gw ngerasa hari ini sangat menginspirasi gw, dimulai dari pas jumatan tadi....isi khutbahnya adalah tentang kebiasaan-kebiasaan yang salah dalam idul fitri.....sebagian besar isinya kurang lebih sebenernya gw dah tau...diantaranya adalah :
+ pengucapan "minal aidzin walfaidzin" yang bukan merupakan syariat islam, tapi merupakan sambutan bagi orang-orang yang pulang dengan kemenangan dari medan perang. Kata-kata yang benar adalah mengucapkan "Taqobalallahu minna wa minkum" yang artinya kurang lebih 'semoga Allah menerima ibadah kami, dan ibadah kamu sekalian".
+ Kebiasaan Halal bihalal, yang katanya ga ada istilah tersebut dalam syariat islam, walau menurut gw sih apa salahnya berhalal bihalal untuk memanjangkan tali silaturahmi.
+ Saling bermaaf-maafan dan bersalaman, katanya sebaiknya jangan menunggu lebaran untuk meminta maaf, yang seharusnya adalah segera meminta maaf begitu merasa membuat kesalahan, dan alangkah baiknya jika memaafkan duluan sebelum dimintai maaf. Hal ini cukup menarik buat gw.
Tapi hal yang beliau sampaikan berikutnya menurut gw jauh lebih menarik
+ Mudik....ya mudik....tradisi pulang kampung pada saat lebaran. beliau mengatakan bahwa tidak ada juga tradisi tersebut dlam syariat islam. Dan gw juga sejak lama merasa ada yang salah dengan tradisi mudik kita.
sebenernya pulang ke kampung halaman demi menemui sanak saudara yang telah lama ga kita temui adalah hal yang wajar dan baik, apalagi dilakukan pada hari libur, jadi ga mengganggu aktifitas dan pekerjaan kita mencari nafkah. it's okay....
Tapi menurut gw, hal ini akan menjadi salah ketika orang mulai memaksakan diri untuk mudik, apapun yang terjadi, seperti yang terjadi sekarang ini. Yup...segala cara dihalalkan demi mencapai kampung halaman yang tercinta. Resiko apapun akan dia terjang dengan gagah berani. ga peduli akan segala bahaya yang akan dihadapinya, atau malah diakibatkannya....yang penting sampai ke kampung halaman. Masalah yang leih besar adalah, sebagian besar masyarakat Indonesia melakukannya pada saat yang bersamaan. yang pada akhirnya niat baik untuk melaksanakan ibadah, akhirnya malah jadi merugikan. entah merugikan dirinya sendiri ataupun orang lain. entah disengaja, atau tidak.
Gw teringat ketika beberapa hari yang lalu, sebuah surat kabar menampilkan foto-foto orang yang lagi mudik naik motor. sebagian besar keluarga yang "hanya" bisa mudik dengan menggunakan motor, dan kebetulan punya anak, jika anaknya sudah cukup besar mereka akan duduk didepan sang ayah, yang menjadi supir, dan ibunya dibonceng dengan menggendong anak yang lebih kecil.
Lalu masalahnya dimana?
Mengendarai motor dalam waktu yang lama bagi orang dewasa saja sudah sangat melelahkan, apalagi bagi anak-anak, yang mereka bahkan tidak mendapat tempat duduk yang nyaman. Ditambah sang anak yang bernasib sial harus duduk didepan, menjadi penghalang angin untuk sang ayah. apa jadinya kalau anak itu sakit? bahkan gw pernah denger kalo ada seorang bayi meninggal pada saat mudik karena terhimpit diantara sang ayah dan sang ibu. Apakah itu harga yang pantas untuk membayar rasa kangen kita untuk bertemu keluarga di kampung halaman...? I don't think so....
Itu cuma salah satu masalah aja......masalah lain yang gw liat adalah....
Ketika orang berbondong-bondong untuk mudik, dan memaksakan diri agar mencapai tujuan bagamanapun caranya, orang akan cenderung menjadi egois, dan kehilangan sebagian akal sehat mereka. Tak jarang mereka mau membayar berapa saja, dan melakukan apa saja demi mendapatkan tiket untuknya dan keluarganya. Bahkan kalo perlu, tanpa tiketpun jadi. Tak heran kalo merekapun "rela" dibohongi oleh calo2 tiket yang mematok harga jauh lebih mahal dari harga resminya. Punya duit? ga masalah...tapi apa yg didapat berikutnya....hampir bisa dipastikan adalah sebuah tempat yang sangat penuh sesak karena tidak memadainya jumlah armada dan buruknya sistem transportasi massal di negara ini. Tak jarang kita akan menemukan angkutan-angkutan yang overload...terutama angkutan darat, dan laut...-untuk angkutan udara nampaknya sistemnya sudah jauh lebih ketat, sehingga masalah overload tak pernah terjadi-...para calon penumpang tak peduli akan bahaya yang dihadapi ketika sebuah kendaraan kelebihan beban. Tentu saja kemungkinan besar kecelakaan akan terjadi, tapi toh mereka tetap memaksa untuk berangkat. Sampai pernah suatu hari media-media tv memberitakan bahwa ada kapal laut yang tak jadi diberangkatkan karena penumpang memaksa masuk walau tanpa tiket, jelas sangat kelebihan beban. Sebenarnya kapten kapal telah mengambil keputusan bijak untuk tidak berangkat, tapi apa yang terjadi..? awak kapal malah dipukuli dan kapal dipaksa berangkat, sebuah tindakan bodoh yang tidak manusiawi. Untungnya kapal tetap tidak berangkat. Allah telah menyelamatkan mereka melalui sang kapten. Tapi banyak orang tidak seberuntung mereka, kecelakaan-kecelakaan banyak terjadi di jalan, banyak orang jatuh dari kereta, banyak perahu tenggelam, semua karena orang-orang memaksakan diri. lalu apakah itu harga yang pantas untuk membayar rasa kangen kita untuk bertemu keluarga di kampung halaman...? I don't think so....
Belum cukup ?
Ketika jutaan orang bersama-sama mudik, semua armada kendaraan dikerahkan, baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Hal ini membuat jalanan penuh dengan mobil dan motor, karena bagaimanapun pengguna kereta, kapal laut, dan pesawat terbang, tetap membutuhkan mobil atau motor untuk mencapai tempat tujuan. Bisa dipastikan kemacetan terjadi dimana-mana. jika dijumlahkan di seluruh indonesia panjangnya mungkin akan mencapai ratusan kilometer atau ribuan ? bisa jadi....padahal kemacetan ini bisa terjadi sampai berjam-jam...bisa dibayangkan pemborosan yang terjadi....
Yang pertama adalah pemborosan waktu....seperti kita ketahui, waktu tidak akan kembali. Setiap detik yang kita lewati tidak akan pernah terulang kembali. Sementara kita membuang-buang waktu di jalanan, dikalikan dengan jutaan orang yang terjebak kemacetan...sangat banyak waktu yang terbuang percuma. Padahal waktu sebanyak itu jika digunakan dengan benar pasti akan dapat menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Yang kedua adalah pemborosan energi. Dengan kemacetan yang terjadi dimana-mana, tentu saja akan membuat bahan bakar terbuang sia-sia....disaat negara kita tercinta ini sedang dilanda krisis energi, dan mulai menyalahkan pemerintah karena langkanya bahan bakar, masyarakatnya sendiri malah menghamburkan jutaan liter bahan bakar terbuang percuma. Tidak memiliki sense of crisis sama sekali. Ironisnya lagi adalah bahwa sebagian besar dari mereka sudah mengetahui dan menduga bahwa mereka akan menyebabkan dan terjebak kemacetan.
Yang ketiga adalah polusi. jika jutaan kendaraan diam disuatu tempat dengan mesin menyala, tentu saja akan menyebabkan polusi yang terkonsentrasi, padahal bumi kita sudah dirusak cukup parah oleh semua polusi yang diakibatkan aktivitas-aktivitas manusia. Memperparah global warming yang saat ini sedang melanda dunia pada umumnya, dan indonesia pada khususnya. Semakin rusaklah bumi yang "katanya" kita cintai ini......tapi apakah mereka peduli...?? sekali lagi..apakah semua itu harga yang pantas untuk membayar rasa kangen kita untuk bertemu keluarga di kampung halaman...? I don't think so....
Melihat dari kasus "mudik" saja, dapat terlihat bahwa sebenarnya masalah yang terjadi berasal dan disebabkan oleh perilaku masyarakatnya sendiri, dan begitu pula yang terjadi dengan masalah-masalah lain yang melanda nusantara kita ini. Namun jika suatu kemalangan menimpa, ironisnya mereka hanya menyalahkan orang lain, tetapi tidak berbuat sesuatu. Misalnya ketika minyak tanah langka, atau pupuk bagi petani langka, atau alat transportasi tidak memadai, mereka hanya menyalahkan pemerintah. Pemerintah memang "bersalah" karena ga bisa memnuhi kebutuhan rakyatnya, apalagi dengan kentalnya indikasi korupsi di dalam pemerintahan. tetapi rakyat yang hanya berdiam diri dan menyalahkan pun kesalahannya tidak kalah besar, karena sebenarnya telah banyak yang menyampaikan solusi untuk memecahkan masalah mereka.
Misalnya untuk bahan-bakar, tidak tersedianya minyak tanah atau gas LPG, bisa digantikan dengan biogas, atau minyak dari biji jarak. Di beberapa tempat telah dibuktikan bahwa mereka bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar sehari-hari dari limbah mereka sendiri, dan sementara minyak dari biji jarak tidak dimanfaatkan, di daerah lain jutaan ton buah jarak terbuang sia-sia.
Ketika ditanya kenapa energi alternatif tersebut tidak digunakan, jawabannya sederhana..."ribet". ya masyarakat kita tidak mau ribet, mereka lebih memilih menyalahkan seseorang daripada belajar memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Ketika ditanya kenapa energi alternatif tersebut tidak digunakan, jawabannya sederhana..."ribet". ya masyarakat kita tidak mau ribet, mereka lebih memilih menyalahkan seseorang daripada belajar memenuhi kebutuhan mereka sendiri.
Hal ini pernah gw alami sendiri ketika beberapa tahun lalu, ladang orang tua gw yang ditanami padi, hasilnya tidak terlalu baik, mereka beralasan susah air lah, atau pupuk mahal lah, dll. Solusipun diberikan...yaitu tidak usah menanam padi, menanam sesuatu yang lain saja, misalnya rumput hias, atau makanan burung. lebih mudah, cepat, dan murah, hasilnyapun lebih besar daripada menanam padi, hanya saja cara tanamnya yang berbeda, namun cara bertanamnyapun akan diajarkan secara cuma-cuma. Tapi jawaban mereka adalah "ribet!!" ya para petani mempermasalahkan kalau mereka tidak menanam padi, menghasilkan beras, mereka mau makan apa...? saat itu gw cuma tersenyum aja mendengar pertanyaan yg gw anggap sangat tidak masuk akal.....namun seiring perjalanan waktu gw semakin mengetahui bahwa sebagian besar masyarakat kita memang ga mau "ribet", begitu mereka sekali saja masuk "Zona aman" mereka tak mau lagi berfikir untuk membuat hidup mereka lebih baik, dan lebih menunggu orang lain untuk membukakan jalan untuk mereka. ketika kesempatan tersebut tak kunjung datang dan jika keadaan semakin memburuk, mereka akan segera menyalahkan orang lain.
sungguh ironis....
Oleh karena itulah, kata-kata sederhana yang gw tulis diawal postingan ini, bisa jadi merupakan solusi besar untuk mengatasi permasalahan negara ini.
Hwo Knows ?
Hwo Knows ?
3 komentar:
humm.... tumben kaw menulis kata-kata bijak... well, love it or hate it, its your country, babe. not mine hehe... i've found my country here..
wekeke...lama lama gw pindah negara juga deh....
Wah selamat ya atas new blognya..good job!
Posting Komentar